Pemburu harta karun menemukan perak misterius

Pemburu Harta Karun Temukan Liontin Penis Perak Berusia 1,8 Abad, Simbol Perlindungan dari Roh Jahat?

Seorang pendeteksi logam di Kent, Inggris baru-baru ini menemukan artefak bersejarah berupa liontin berbentuk penis manusia yang terbuat dari perak. Diduga liontin penis tersebut berasal dari masa Romawi Kuno 1.800 tahun yang lalu.

Seperti dilansir Live Science, liontin tersebut berukuran 3,1 sentimeter dengan aksen unik di bagian ujungnya, yang dipercaya sebagai representasi bulu kemaluan.

Ada pula cincin kecil di bagian ujung yang sama untuk mengaitkan tali agar liontinnya bisa dipakai di leher. Para arkeolog menyimpulkan bahwa liontin ini berasal antara dari tahun 42-410 SM, ketika Romawi Kuno menguasai Inggris.

Lambang penis di Romawi Kuno

Phallus, atau penis yang sedang dalam keadaan tegang atau ereksi, pada masa Romawi Kuno dipercaya memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari kekuatan jahat.

Seperti dilansir New York Post, itulah alasan kenapa orang-orang Romawi Kuno sering membuat fascinum, benda-benda seni yang terinspirasi dari Phallus.

Lambang penis di Romawi Kuno
Lambang penis di Romawi Kuno

Menurut banyak sejarawan kuno, termasuk Pliny the Elder, karya seni tersebut dipercaya juga bisa melawan nasib buruk.

Laki-laki, perempuan, anak-anak, hingga hewan peliharaan banyak yang menggunakan liontin penis seperti ini. Mereka berusaha mengusir sesuatu yang disebut “mata jahat”, atau roh jahat yang berusaha mengganggu.

Terbuat dari perak

Sebenarnya, liontin berbentuk penis bukanlah hal aneh. Sudah beberapa kali arkeolog menemukan keberadaan liontin seperti itu, tapi baru kali ini ada yang terbuat dari bahan perak. Biasanya, artefak seperti ini terbuat dari logam tembaga.

Pasalnya, perak adalah logam yang lebih mahal daripada tembaga. Para arkeolog menduga mungkin saja penggunaan perak ini adalah untuk menguatkan kemampuan pelindung dari Phallus.

Penggunaan logam perak ini diduga karena orang yang memilikinya punya harta yang cukup untuk membeli perhiasan dari perak. Selain itu, mereka juga ingin menunjukkan status mereka sebagai orang kaya dengan menggunakan logam berkualitas tinggi.

Liontin ini ditemukan oleh Wendy Thompson, seorang pendeteksi logam pada 31 Desember 2020. Ia lantas melaporkan temuannya ini ke Portable Antiquities Scheme, program yang dijalankan oleh British Museum dan National Museum Wales. Ia mengaku sangat senang karena jadi orang pertama yang memegang artefak tersebut setelah orang terakhir hidup berabad-abad yang lalu.

Kini, artefak tersebut sudah berada di bawah perlindungan pemerintah Inggris dan sedang dalam proses masuk jadi koleksi museum-museum di sana.